Ada dua hadist yang jika benar – benar diamalkan hasilnya sungguh luar biasa.
“QOLA Rosululloh SAW : As shodaqohtun syayi’un ajibun, As shodaqohtun syayi’un ajibun, As shodaqohtun syayi’un ajibun. Hadist keterangan dari sahabat Abi Dzar Al – Ghifari. Artinya shodaqoh itu sesuatu yang ajaib, shodaqoh itu sesuatu yang ajaib, shodaqoh itu sesuatu yang ajaib. Sampai tiga kali Rosul bersabda As shodaqohtun syayi’un ajibun.” Buka Sang Mursyid mengawali pitutur luhurnya, dalam rangka peringatan Mauludin Nabi Muhammad SAW dan Haul Kyai Achmad Sanusi Tamriz Abdul Ghofar dan Mbah Demang. Sabtu 20 R Awwal 1439 H (09/12/17) Di Taman Toriqoh Shiddiqiyyah Kabuh Jombang.
“Kalau hadist itu diucapkan berulang – ulang tidak aka nada faktanya, sehingga menjadi bicara tanpa fakta. Tapi hadist itu kalau diamalkan menjadi fakta bicara. Kalau tidak diamalkan hanya didalilkan saja, diucapkan saja berulang – ulang, walaupun sampai seribu kali diulang – ulang tidak akan menjadi fakta bicara. Kalau hanya diucapkan, hanya didiskusikan, hanya dibicarakan dan lain – lainnya. Tapi kalau diamalkan akan menjadi fakta bicara dan ajaibnya muncul.” Lanjut Sang Mursyid dalam pitutur luhurnya
Namun jika hadist tersebut di amalkan beberengan dengan hadist Yaa dullohi alal jama’ah. Maka keajaibannya akan dirasakan oleh banyak orang. “Jadi bukti bahwa Sabda Rosululloh itu As shodaqohtun syayi’un ajibun dan terwujud pula Sabda Rosul Yaa dullohi alal jama’aah, Alloh meletakan kekuatan kepada organisasi.” Tutur Syech Muchtarulloh.
Apa buktinya? Buktinya adalah 2 shodaqoh yang di organisir didalam toriqoh Shiddiqiyyah. “Di Shiddiqiyyah shodaqoh yang diorganisasi ada dua macam. Pertama tiap – tiap tanggal 17 bulan R Awwal untuk menghormati Nabi Besar diadakan shodaqoh yang diorganisasi di seluruh Indonesia. dan sudah kita laksanakan 13 kali shodaqoh nasional. Kemudian shodaqoh yang diorganisasi pada tiap – tiap tanggal 17 Agustus, untuk mentasyakuri lahirnya kemerdekaan Bangsa Indonesia.” Ungkap Sang Mursyid Menjelaskan.
Jadi pertama adalah shodaqoh untuk mengagungkan kelahiran Nabi Agung Muhammad SAW.dan yang kedua adalah Shodaqoh berupa rumah layak huni untuk saudara se bangsa yang belum memiliki rumah yang layak untuk dihuni. Dalam rangka mentasyakuri nikmat kemerdekaan Bangsa Indonesia.
“Didalam shodaqoh secara nasional yang sudah 13 kali itu, sehingga Alhamdulillah dapat menyantuni 182.957 fakir miskin selama 13 kali diadakan.” Tutur Sang Guru dalam acara tersebut.
“Kemudian shodaqoh yang kedua tiap – tiap 17 Agustus untuk mensyukuri nikmat kemerdekaan Bangsa Indonesia. Shiddiqiyyah sudah mengadakan 16 kali. Dalam waktu 16 kali itu sudah membangun rumah layak huni untuk Bangsa Indonesia itu sebanyak 1.049 rumah.” Lanjut cucu Kyai Achmad Sanusi tersebut.
Maka tidak salah jika memang hadist As shodaqohtun syayi’un ajibun dilaksankan secara teroganisir akan banyak manfaatnya. “Kalau dinilai uang total antara 2 shodaqoh yang diorganisasi tersebut jumlahnya ada 50 Milyard. Ini kan ajaib dan tidak terasa karena diorganisasi.” Tutur Sang Guru.
Yaa dullohi Alal Jama’ah, yang dimaksud Jama’ah dalam hadist tersebut adalah jama’ah atau kumpulan yang tertib, yang di organisasi dan ditata. Bukan jama’ah kumpulan orang banyak yang mendengarkan ceramah atau pidato dan bukan pula jama’ah seperti kumpulan orang dipasar. “Jamaah itu maknanya kumpulan yang terorganisir, walaupun 1000 orang, bukan jamaah seperti dipasar, bukan jamaah nonton film. Tapi adalah jamaah yang diorganisasi dan tertib. Makna tertib itu ada kepalanya, ada wakil ketua, sekertaris dan lain – lainnya.” Jelas sang Mursyid Syech Muchtarulloh.
“Kompak dan satu langkah satu tujuan. Insya Alloh kalau itu dilaksankan Masya Alloh Indonesia ini akan menjadi Negara Baldatun thoyibatuun wa robbun ghofuur. Negara yang panjang apunjung pasir, gemah ripah loh jinawi, toto tentrem karto raharjo. Tebih sangking laku judi, rumagang ing gawe sak lek sak eka kabeh. Itu kata dalang. Sak lek kompak, sak eka menjadi satu.” lanjut Beliau menjelaskan.
Maka dua hadist itu bila dilaksankan dengan sungguh – sungguh akan menimbulkan efek positif di umat dan masyarakat serta Negara.