Beranda Berita Pusat Ketika Negara Tetangga Dibikin Takjub

Ketika Negara Tetangga Dibikin Takjub

Melihat keindahan Pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathon Minal
Iman Shiddiqiyyah
, rombongan asal Malaysia terpesona

 

Iklan Majalah Al Kautsar

BANGUNAN religius dengan arsitektur yang indah membuat
banyak orang takjub melihatnya. Betapa,
Pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah mampu membius siapa pun yang menatapnya.

Hal ini juga dirasakan
rombongan ziarah 5 Wali dari negeri Harimau Malaya yang singgah sejenak di pesantren yang terletak di utara, Jombang
pada
Senin 29 R. Awwal 1439 H (18/12/17). Mereka
singgah
sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Dewata untuk menziarahi
5 Wali disana.

Bukan tanpa sengaja mereka mampir ke pesantren yang menjadi pusat
penyebaran Thoriqoh Shiddiqiyyah di dunia ini. Ada Khoirulzaki selaku kepala
rombongan yang juga seorang warga Negara Malaysia yang sudah berbai’at menjadi
murid Thoriqoh Shiddiqiyyah.

Di pesantren para rombongan yang berjumlah lebih dari 40 orang ini
diajak berkeliling pesantren dengan beberapa Guru THGB dan Kholifah Tasrichul
Adib Aziz. Mereka semua takjub dengan megah dan indahnya bangunan di pesantren.

Tak hanya takjub melihat indahnya bangunan, salah satu peserta
rombongan juga takjub dengan luasnya pesantren. Yang mana semuanya dibeli tanpa
bantuan dana dari pemerintah sama sekali.

“Kalau di tempat kami butuh uang 10 juta Ringgit untuk bisa memiliki
tanah seluas ini, itupun kalau mau membangun meminta bantuan kepada pemerintah
dahulu.” Ungkap Mohammad Noor salah satu rombongan yang memakai udeng khas
Tuban itu.

Setelah puas berfoto dan tanya jawab dengan beberapa Tour Guide
yaitu para guru THGB. Para rombongan dipersilahkan untuk menziarahi makam dari
Kyai Achmad Syuhada. Setelah berdoa dimakam kemudian dilanjut ke ndalem Sang Guru untuk diberi petuah dan
doa.

Pesan dari Sang Guru hanya satu, jika berziarah harus yakin bahwa daya
positif dari para wali itu masih ada di sekitar
makamnya, maka ambil daya tersebut dengan doa dan wasilah.

“Yakinlah kalau daya para wali dan ulama’ itu masih ada di sekitar
makamnya, walaupun jasmaninya hancur tapi Rohani dan energinya masih ada di
sekitaran makam, maka ambillah daya positif itu agar mendapat hikmah saat
berziarah.” Ungkap Sang Guru.

“Karena daya positif itu yang menarik kita semua untuk menziarahi
makam-makam para waliyulloh itu,” tambah Sang Mursyid

Acarapun ditutup dengan doa dari Sang Mursyid dilanjut dengan pemberian
cideramata kepada rombongan berupa majalah beberapa bingkisan dan foto
Jaami’atul Mudzakkirin Yarju Rahmatulloh Pusat.*

Berita sebelumnyaSang Mursyid: Soekarno Lahir di Ploso Jombang Wilayah Surabaya
Berita selanjutnyaMusyawarah Besar Santunan Nasional