Beranda Sejarah Indonesia Mursyid Kunjungi Monumen Tugu Pahlawan

Mursyid Kunjungi Monumen Tugu Pahlawan

Banyak histori yang tersimpan di Kota Surabaya. Mursyid mengenang kepahlawanan arek-arek
Suroboyo dengan mengunjungi Tugu Pahlawan.

SURABAYA, bukan sekadar kota terbesar kedua di
Indonesia. Lebih dari itu,
Surabaya sarat histori, hingga dikenal sebagai Kota Pahlawan. Surabaya menjadi ladangpertempuran dahsyat arek Suroboyo vs tentara sekutu, pada 10 November 1945.

Iklan Majalah Al Kautsar

Pertempuranterbesar di era awal kemerdekaan dengan korban jiwa mencapai 20 ribu. Mencakup para milisi dan rakyat
Indonesia yang mempertahankan kedaulatan Bangsa.

Saat mengunjungi Surabayapada tanggal 9 R. Akhir 1439 H (28/12/17), Sang Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah Syech Muchtarulloh Al –Mujtabaa mengunjungi Monumen Tugu
Pahlawan. Beliau didampingi
beberapa pengurus Orshid Surabaya danlembaga Otonom Surabaya.

Monumen ini dibangununtuk mengenang hari pertempuran 10
November 1945
. Monumen Tugu Pahlawan, berdiri tegak setinggi 41 meterlebih dengan gaya arsitektur berbentuk lingga atau paku terbalik. Monumen yang memiliki 10 lengkungan dan 11 yang ruas mengisyaratkan tanggal dan bulan pertempuran tersebut pecah.

“Dari Tugu Pahlawan, beliau mampir ke rumah makan Tjap
Pregolan lalu ke Gubug JM YR Surabaya,ungkap Setyo
Purnomo.

Dalam lawatan tersebut Sang Mursyid mengatakan bahwa hanya ada satu –satunya Kota Pahlawan di dunia yaitu Kota Surabaya. Dalam kesempatan itu juga Setyo Purnomo, atau yang akrab disapa Pak Pungki ini juga menjelaskan legalitas
JM YR dan rencana pelebaran jalan di depan gedung mulia tersebut.

“Saya menjelasakan masalah JMYR dari sisi legalitas dan rencana pelebaran jalan untuk jalan di depan gedung JM,” ungkap Pak Pungki.

Namun saat ini warga Shiddiqiyyah Surabaya sedang fokus untuk
pembangunan gubug yang sekaligus menjadi kantor JMYR Surabaya. Tutup Pungki
mengakhiri wawancara.*

Alfatah

Berita sebelumnyaBesok Pagi Haul Mbah Kyai Ahmad Syuhada
Berita selanjutnyaTanbih Keras Sang Mursyid pada Malam Haul, Awas Ada Kholifah yang Murtad