Opshid Jelajah
Pulau ini akan diikuti oleh sekitar 600 peserta yang berasal dari Opshid pusat dan daerah.
ORGANISASI Pemuda Shiddiqiyyah (Opshid) tak berhenti menunjukkan
kiprahnya di bidang kemanusiaan. Kreatifitas aktifisnya semakin berkembang,
ruang geraknya juga kian melebar.
Bukti nyatanya; Opshid memprogramkan
Jelajah Pulau. Program ini merupakan peningkatan Opshid Jelajah Desa yang sudah dikerjakan dalam beberapa tahun ini.
Sasaran pertamanya, Pulau
Gili Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur. Rencananya Jelajah Pulau dilaksanakan
pada Sabtu 29 Jumadil Akhir / 17 Maret mendatang.
“Jelajah Pulau ini akan diikuti
oleh sekitar 600 peserta yang berasal dari Opshid Pusat dan daerah,” ujar Kuswanto, Ketua Panitia
Jelajah Pulau.
Sebenarnya, banyak sekali jumlah peserta
yang ingin ikut program ini. Namun karena jarak tempuh yang dibutuhkan menuju
lokasi jauh dan lagi transportasi penyeberangan ke Pulau Gili minim sehingga
jumlah peserta perlu dibatasi.
Panitia
juga menentukan semua peserta nanti akan mengenakan seragam kaos Jelajah Desa.
Aris Kurniawan, panitia yang melayani pemesanan kaos Jelajah Pulau mengatakan
pesanan kaos yang sudah diterima hingga tanggal
2 Maret mencapai 634 buah.
Kaos
seharga Rp. 150 ribu per buah ini, jelas Aris, akan
dibuat sebanyak 750 buah. Namun pembagian kaos itu nanti akan diprioritaskan
untuk peserta saja. Selebihnya, baru akan dibagikan setelah Jelajah Desa. Itu
artinya pemesan kaos tidak serta merta dapat mengikuti Jelajah Pulau kali ini.
Pulau
Gili Ketapang berada diantara Pulau Madura dan Pulau Jawa, berjarak sekitar 5
Mil di tengah laut dari Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo. Dihuni sekitar 9590
jiwa, mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Karena sampai sekarang
belum ada jembatan dan kapal penumpang maka peserta Jelajah Pulau akan
menyeberang menggunakan kapal motor kecil yang disewa.
Di
pulau itu Opshid akan menyampaikan 200 paket santunan dan layanan kesehatan
gratis bagi masyarakat yang membutuhkan. Untuk memudahkan, bahan sembako dalam
paket santunan itu akan di kirim pada H – 7. Hingga sekarang berbagai persiapan
seperti survey, perizinan, tempat istirahat, tempat parkir kendaraan telah selesai
dilakukan.
Bahasa
komunikasi menjadi kendala tersendiri meski tidak signifikan. Karenanya,
Panitia Pusat telah menjalin kerja sama dengan sejumlah pengurus DPD Opshid di
wilayah terdekat seperti Pasuruan, Probolinggo yang cukup akrab dengan Bahasa
Madura penduduk Gili Ketapang. Dengan berbagai persiapan itu, diharapkan pelaksanaan
Jelajah Pulau bisa berjalan lancar dan santunan yang diberikan benar-benar
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Gili Ketapang.*
Mulyono