Demi menyiapkan generasi penerus Shiddiqiyyah, dua gedung BTQ dibangun di Blitar. Warga Shiddiqiyyah disana juga terus bersemangat menuntaskan Jaami’atul Mudzakkirin.
Warga Shiddiqiyyah Blitar tengah membangun dua gedung Bustan Tsamrotul Qolbissalim di Blitar, di Ds. Pagerwojo Kec. Kesamben Kab. Blitar serta Kec. Talun Kab. Blitar.
Semula, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kediaman Bapak Jaiman di Kecamatan Kesamben. Selang dua tahun berpindah ke Musholla Baitul Ghufron. Aktivitas belajar mengajar di Musholla Baitul Ghufron berlangsung selama 6 tahun.
Sedangkan di Kecamatan Talun bertempat di kediaman bapak Joko Said, seorang guru BTQ di Kabupaten Blitar.
Gedung BTQ Kesamben merupakan tanah hibah dari bapak Jaiman. Bangunan berlantai dua ini belum sepenuhnya selesai. Namun sudah digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
“Harapan terbesarnya tentu bisa melahirkan generasi penerus cita cita luhur bangsa Indonesia yang qolbin salim, berjiwa cinta tanah air sebagai penerus dan pelestari ajaran Thoriqoh Shiddiqiyyah. Mudah-mudahan gedungnya juga cepat selesai,” ucap Ponadi Swastono, Ketua DPD Orshid Blitar.
Tak hanya itu, warga Shiddiqiyyah Blitar juga tengah melanjutkan pembangunan Jaami’atul Mudzakkirin di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar dan Desa Purworejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar.
Tahap pembangunan di Kecamatan Srengat sedang menyelesaikan gapura. Bangunan induk sudah berdiri. Juga beberapa bangunan penunjang, seperti monumen HWMI, ruang transit Kholifah, tempat wudhu, kamar mandi dan toilet serta gapura masuk. Menelan dana sementara kurang lebih sebesar Rp870 juta.
Sedangkan di Kecamatan Wates bangunan JM berlantai dua sudah berdiri. Bangunan penunjang seperti tempat wudhu, kamar mandi dan toilet juga sudah tersedia. Saat ini sedang dalam pengerjaan teras lantai 2. Dana sementara yang dikeluarkan kurang lebih Rp500 juta.
Seluruh dana yang digunakan untuk pembangunan aset Shiddiqiyyah di Blitar ini bersumber dari warga Shiddiqiyyah Blitar dan simpatisan.
Bermula dari jiwa yang selalu bergetar, maka perjuangan Shiddiqiyyah dimanapun akan terus bergetar.*