Beranda Kajian Jangan Lupa Ritual Keselamatan di Bulan Shofar

Jangan Lupa Ritual Keselamatan di Bulan Shofar

Jangan sampai lupa bulan Shofar bulan kedua setelah Muharrom  ini banyak ritual yang harus kita lalukan. Ritual keselamatan sehubungan dengan keselamatan diri kita, keluarga  dari bala’. Seperti ritual mandi, minum air yang telah di isi doa keselamatan, memasang doa tolak bala’ dan masih banyak lagi.

Jumlah bulan dalam satu tahun telah ditetapkan oleh Alloh sejumlah 12 bulan (At Taubat : 36). Dan secara umum dari 12 bulan tersebut nilainya adalah sama, artinya di dalam setiap bulannya pasti terdapat peristiwa baik dan buruk di dalamnya. Tidak ada satu bulanpun yang di dalamnya hanya terdapat peristiwa baik saja atau buruk saja.

Namun dari 12 bulan tersebut ada yang mendapat julukan tersendiri dari Alloh, seperti misalnya ada 4 bulan yang dijuluki sebagai bulan yang mulya (ARBA’ATUN HURUM, sebagaimana diterangkan dalam surat At Taubat ayat 36), ada yang disebut sebagai pimpinannya bulan (SAYYIDUS SYUHUR, yaitu bulan Romadlon, sebagaimana disinggung dalam hadis Nabi), ada yang disebut sebagai bulannya Alloh (SYAHRULLOH), dan sebagainya.

Iklan Majalah Al Kautsar

Tak terkecuali juga ada bulan yang diceritakan sebagai tempat turunnya ribuan bala’ di dalamnya, yaitu bulan Shofar, walau dalam hal ini masih terjadi perselihan pendapat antar ulama’, ada yang sepakat, juga ada yang menolaknya.

Bagaimanakah sebenarnya informasi tentang bulan Shofar, mengapa di dalam bulan Shofar juga ada ritual sehubungan dengan keselamatan diri dari bala’, entah itu ritual mandi, minum air yang telah di isi doa keselamatan, memasang doa tolak bala’ dan masih banyak lagi.

Peristiwa apa saja yang pernah terjadi pada bulan Shofar jaman Nabi Muhammad SAW dan para Nabi sebelumnya?

BULAN SHOFAR DAN ARTINYA

Bulan Shofar adalah bulan kedua setelah bulan Muharram menurut kalendar Islam atau Hijriyah. Mengapa bulan kedua tersebut dinamakan Shofar? Ibnu Mandzur dalam Lisanul Arab menyatakan: “Karena kosongnya Makkah dari penduduknya sebab bepergian.” (Ibnu Mandzur, Lisanul Arab, Dar el-Shadir, Beirut, juz 4, halaman 460). Mayoritas pendapat mengatakan, bepergian disini maksudnya adalah pergi perang. Dengan demikian maka maksud “kosong” dalam bulan Shofar tersebut konotasinya adalah negative (karena perang yang berarti banyak korban), hingga muncullah keyakinan bahwa bulan Shofar adalah bulan yang tidak baik.

Shofar, juga berarti kuning kering, dan oleh sebagian masyarakat diyakini bahwa warna kuning kering adalah sebagai lambang penyakit. Ada juga yang menganggap bahwa Shofar merupakan nama penyakit. Masyarakat Arab Jahiliyah meyakini bahwa Shofar adalah penyakit yang bersarang di perut akibat adanya ulat kecil yang berbahaya. Konon, Nabi Ayyub AS terkena penyakit kulit juga pada bulan Shofar.

Dalam tafsir lain, Shofar juga disebut sebagai bulan tiupan angin. Dari sudut pandang musim, bulan Shofar juga dipandang kurang menguntungkan hingga sejumlah aktifitas tidak dapat dilakukan secara maksimal. Barangkali dari pengalaman ini semua akhirnya kebanyakan masyarakat menganggap bulan Shofar adalah bulan penuh bala’ di dalamnya. (M. Natsir, 2007: 5). Dan masih banyak lagi arti lainnya dari nama Shofar.

MENGAPA BANYAK RITUAL KESELAMATAN DI BULAN SHOFAR ?

Mengenai alasan mengapa banyak melakukan ritual keselamatan di bulan Shofar, entah itu “minum dan mandi dengan air yang telah dibacakan doa-doa keselamatan”, pemasangan tolak balak, shodaqoh, selamatan dan lain sebagainya adalah berpijak dari seruan Rosululloh Shollallohu Alaihi Wa Sallam sebagaimana dalam riwayat Bukhari :

“Berlindunglah kalian kepada Alloh dari kerasnya musibah, turunnya kesengsaraan yang terus menerus, buruknya qadha’ serta kesenangan musuh atas musibah yang menimpa kalian” (HR. Bukhari).

Dan oleh karena banyak riwayat yang menceritakan “banyaknya balak yang turun di bulan Shofar”, sebagaimana kerangkan Nabi SAW, melalui Ibnu Abbas :

Bersabda Rosululloh Shollallohu Alaihi Wa Sallam : “Rabo terakhir dalam bulan (Shofar) adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus.” HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, dan al-Khathib al-Baghdadi. (dikutip dari Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir, juz 1, hal. 4, dan al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari, al-Mudawi li-‘Ilal al-Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi, juz 1, hal. 23).

Juga diterangkan dalam kitab “Taj al-Mulk” hal-7l, pasal Do’a Mandi Pada Bulan Shafar, yang menceritakan Syeikh Syarfuddin dalam kitabnya “Ta’liqah” menjelaskan bahwa pada bulan Shofar itu Alloh menurunkan dua belas ribu macam bala (baik berupa bencana alam maupun wabah penyakit atau cobaan) dari lauhul rnahfudz ke langit dunia. Maka untuk rnenghindarkan diri dari berbagai macam balak tersebut, beliau menuliskan tujuh ayat dari Al-Quran untuk dijadikan doa agar senantiasa dalam keselamatan dan kebaikan. Adapun ketujuh ayat yang dimaksudnya terdapat dalam surat Yasin (58), Ash-Shaffat (79), sh-Shaffat (109), Ash-Shaffat (120), Ash-Shaffat (130), Az-zumar (73), dan Al-Qodar (5). Besambung….

Berita sebelumnyaSidang Mas Bechi, Ke 11 Baru Hadirkan Saksi Fakta
Berita selanjutnyaASAL MULA RITUAL MANDI BULAN SHOFAR