Beranda Berita Pusat Shiddiqiyyah Gelar Tasyakuran Kemerdekaan di bulan Suci Romadlon

Shiddiqiyyah Gelar Tasyakuran Kemerdekaan di bulan Suci Romadlon

Mungkin ada sebagain besar Warga Negara Indonesia lupa bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia (17 Agustus 1945) dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (18 Agustus 1945) itu, dalam hitungan kalender Islam turun pada bulan Romoadlon, tepatnya 09 Syahru Romadhon 1364 H dan 10 Syahru Ramadlon 1364 H. Untuk layaklah sebagai bangsa besar yang mayoritas umat Islam menggelar tasyakuran kemerdekaan bangsa dan berdirinya NKRI dalam hitungan tahun Islam. Dan inilah yang dilakukan oleh thoriqoh Shiddiqiyyah Indonesia.

Warga besr thorqioh Shiddiqiyyah seluruh Indonesia menggelar tasyakuran Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam hitungan penanggalan Hijriyah yang di pusatkan di Pesantren Majmaal Bahrain Shiddiqiyyah Losplos Jomja Iroja Losari Ploso Jombang Jawa Timur Indonesia Raya. Acara digelar dua malam 09 -10 Syahru Romadhon 1444 H.

Iklan Majalah Al Kautsar

Tasyakuran dua peristiwa kemerdekaan dan berdirinya negara ini dilaksanakan secara nasional di seluruh Indonesia melalui organisasi Dhilaal Berkat Rohmat Alloh Shiddiqiyyah dengan tiga kegiatan penting, yakni sujud syukur selama dua malam serta buka bersama santunan anak yatim dan fakir miskin.

“Alhamdulillah Atas Berkat Rahmat Allah pada tahun ini agenda tasyakuran kemerdekaan bangsa dan berdirinya negara NKRI bisa dilaksanakan secara nasional, kita serukan kepada Dhibra daerah untuk melaksanakan doa bersama sujud syukur, dan buka bersama anak yatim dan fakir miskin,” ungkap Sekjen Dhibra Pusat Wali Talqin Khoirul Mudzakkir.

Tasyakuran kemerdekaan bangsa dan berdirinya negara ini sebenarnya sudah menjadi agenda rutin selama bertahun-tahun hanya saja khusus untuk buka bersama dan santunan anak yatim dan fakir miskin ini baru serentak secara nasional pada tahun ini. “Mulai tahun ini kita serentak,” tegas Wali Talqin Khoirul Mudzakkir.

Bagi thoriqoh shiddiqiyah mensyukuri kemerdekaan bangsa Indonesia dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilakukan selama dua kali dalam setahun, yakni dalam hitungan tahun Masehi dan juga dalam hitungan tahun Hijriyyah

“Jadi shiddiqiyah ini menyelenggarakan melaksanakan tasyakuran setahun dua kali dalam hitungan penanggalan Romawi maupun penanggalan Hijriyah,” terang Sang Mursyid Shiddiqiyyah Syech Muchtarulloh Al-Mujtaba dalam pitutur luhur malam tasyakkuran kemerdekaan.

Sang Mursyid juga berpesan bahwa sebagai umat Islam terbesar di dunia kita jangan sampai melupakan bulan Hijriyyah. “Jangan sampai kita melupakan bulan kita sendiri yaitu bulan hijriyah untuk itulah sidiqiyah tidak ingin melupakan penanggalan bulan hijrah ini apalagi soal kemerdekaan bangsa Indonesia dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Sang Mursyid.* salam

Berita sebelumnyaMensyukuri Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan Berdirinya NKRI Hitungan Hijriyyah
Berita selanjutnyaTasyakuran Kemerdekaan di Bali dapat Sambutan Hangat Veteran